Monday, February 26, 2007

Choose to be Chosen

Hari ini seperti hari-hari sebelumnya, saya ada di depan PC saya di rumah saya. Setelah mengantar suami saya pergi bekerja, detik demi detik menjadi pilihan buat saya. Apa yang akan saya perbuat hari ini.

Dari hari ke hari, pasti anda juga mengalami, dalam hidup anda, setiap detik adalah pilihan yang harus anda pilih untuk meneruskan hidup anda.

Dari pilihan yang mungkin sederhana, tetapi sering memusingkan seperti: baju apa yang akan saya pakai hari ini? makan apa ya siang ini?, dsbnya... sampai memilih untuk keputusan-keputusan crutial yang mungkin anda harus buat untuk membuat hidup anda terus berjalan.

Ada seorang wanita, umurnya baru 28 tahun. Tetapi selama 28 tahun hidupnya, ia memutuskan untuk menjalani 26 kali operasi plastik. Baik untuk wajahya maupun tubuhnya. Sampai hari ini, ia tidak mengenali siapa dirinya dan ia begitu menyesal akan keputusan2nya.

Hari ini, tidak ada 1 bagianpun dari wajahnya yang masih asli krn semua sudah tersentuh oleh sisi pisau scalpel (Arti: pisau bedah, untuk membedah). Ia mengatakan, detik demi detik merupakan satu perjuangan, saat ia berdiri di depan kaca, dan melihat refleksi dirinya... selalu saja ia melihat ada bagian yang belum sempurna, dan ia memilih untuk menyempurnakan itu. Tetapi hari ini, setelah 26x tertoreh pisah bedah yang membuatnya 'sempurna', ribuan jam pula ia sesali akan hasil yang ia dapatkan. Sampai akhirnya hari ini, ia lelah terus berlari dan berhenti, memilih untuk berjuang untuk menyerah. Karena semuanya terasa hampa dan tidak ada ujungnya.

Dan kemudian, saya membandingkan dengan kisah hidup seorang wanita muda, yang mungkin di mata dunia memalukan, menyedihkan, dan diasingkan karena 'kegilaan'nya.

Meet Emily Rose, 20 years old young girl, tokoh wanita di sebuah film berjudul EXORCISM. She was a sweet and smart girl, dengan begitu banyak pilihan yang terhampar di depannya untuk masa depannya. Keluarga yang mencintainya, beasiswa yang ia dapat dari universitas yang diinginkannya, dan seorang kekasih yang mengasihinya.Sampai satu malam, dalam tidurnya di kamar asramanya ia mulai diganggu oleh iblis. Setan-setan itu merasuki tubuhnya sehingga ia menjadi seperti orang dengan kelainan jiwa. Penuh dengan ketakutan, halusinasi, dan kecenderungan untuk menyakiti tubuhnya sendiri karena dorongan yang begitu kuat dari dalam tubuhnya.

Ia harus meninggalkan sekolahnya karena itu, dan membuat keluarganya begitu sedih dan ketakutan atas kejadian ini.

Yang menarik adalah... ada satu malam setelah ia mengalami manifestasi yang begitu dasyat dari 6 setan yang ada dalam tubuhnya, dalam tidurnya... ia seperti dibawa ke satu padang rumput. Ia melihat dirinya keluar dari tubuhnya yang sudah penuh luka dan begitu menyedihkan akibat luka-luka yang ada di tubuhnya. Ia melihat Bunda Maria, dan Emily bertanya apa maksud dari semua kejadian ini? Dan yang terlebih penting untuknya,"Why Me?"

Dan waktu itu Bunda berkata, supaya dunia percaya adanya dunia yang begitu gelap yaitu dunia setan, dan membawa dunia kepada Tuhan. Yang menarik adalah pertanyaan Bunda Maria,bahwa Emily boleh memilih, tetap ada dalam tubuhnya dengan setan-setan itu, tetap tersiksa dan sakit, tetapi menjadi berkat, atau ia bisa sembuh dan menjalani hidupnya secara normal seperti sedia kala...

Dan Emily memilih... tetap tinggal dalam tubuhnya, sampai kematiannya. Tetapi saya percaya Tuhan melihat sikap dan kerinduan hatinya untuk menjadi terang Tuhan ditengah kegelapan yang ada dalam tubuhnya.

Apapun fakta dari film ini, saya belajar satu hal... Begitu Allah mencintai manusia, sehingga Ia selalu memberikan pilihan kepada kita untuk menjalani hidup ini.

Emily meninggal dunia, tetapi ia memilih untuk menjadi berkat.

And here i am, with many good options in life (Thank God for that!)... dapatkan saya memilih satu keputusan yang baik dan benar untuk memenuhi rencana Allah dalam kehidupan saya?

Kadang pilihan mengikuti jalan Tuhan menjadi begitu berat dan tidak masuk akal. Tetapi hidup kita diselamatkan dari sesuatu yang tidak masuk akal manusia, dan tetap... Yesus memutuskan untuk disiksa, didera, dan disalibkan untuk kita karena cintaNya kepada kita. Satu keputusan yang juga tidak masuk akal.

Bila hidup anda saat ini ada di persimpangan, begitu banyak jalan yang dipilih... bersyukurlah... anda masih bisa memilih dan berdoalah supaya hanya keputusan yang sesuai dengan kehendakNya yang terjadi dalam kehidupan anda...

Bila hidup anda saat ini seperti buntu, dan tidak ada pilihan... bersyukurlah... hari ini anda masih kuat 'berdiri' dan berharap.

Dan bila hidup anda saat ini rasanya sudah tidak dapat diharapkan lagi,... tetaplah berharap...

PERCAYALAH... seperti Tuhan Yesus bangkit di hari ke 3 kematianNya, di saat semuanya sudah tidak mungkin dan tidak dapay diharapkan lagi, Ia tetap Allah yang bangkit dan menang atas kematianNya. Kegelapan tidak dapat menguasaiNya...

Karena Yesus kita bisa percaya, bahwa SELALU ADA hari ke 3 untuk anak-anak yang menggantungkan harapannya kepada Tuhan.

Selalu ada berkat atas pilihan-pilihan ketaatan yang kita buat untuk menyenangkan hati Tuhan.

Dan selalu ada rahmat kekuatan yang menyertai setiap keputusan hidup kita, bila kita membawa keputusan itu hari demi hari ke dalam penyelenggaraan kasih Tuhan.

And I choose to be chosen as a winner... in this battle of life... Only for His Glory

"Cause all things work for good for those who love God, who are called according to His purpose..." (Roma 8:28)


(lia b.ariefano)

No comments:

Quotes by Women who inspire my life.

"My philosophy is that not only are you responsible for your life, but doing the best at this moment puts you in the best place for the next moment." (by Oprah Winfrey)

"Hidup benar di hadapan Tuhan. Percayalah... apa yang kau buat pasti berhasil!"
(by my mom)


"Spread love everywhere you go: first of all in your own house. Give love to your children, to your wife or husband, to a next door neighbor. Let no one ever come to you without leaving better and happier. Be the living expression of God's kindness; kindness in your face, kindness in your eyes, kindness in your smile, kindness in your warm greeting."
(by Mother Teresa)