Tuesday, September 16, 2008

1 Life Equal with 1 Caramel Macchiato (Tragic or That’s life…?)

(Thanks to sist Mungky buat bantuan judulnya)

Apa yang kita dapat dari Rp.30ribu di Jakarta?
2 pieces of chickens, 1 rice, and 1 soft drink. Just 1 set of meal.
1 double chesse Mc D. Just 1 burger, 10 minutes meal.
Karena waktu nulis artikel ini gw lagi nginep di Mercure Ancol, Ro.30ribu cuma bisa membawa 1 mobil dan 2 org masuk ke Taman impian jaya Ancol… 1x masuk!
Dan 30ribu selalu dengan mudahnya gw keluarkan untuk my fav coffee form starbucks : Ice/Hot Caremel Macchoato Tall size.

Tapi kemarin tgl.15 Sept di Pasuruan Jawa Timur.. 30 ribu rupiah menjadi harga dari 21 nyawa berharga yang hidup di dunia ini.
Nyawa ibu-ibu yang mungkin masih mempunyai anak di rumah yang harus di gawat.
This life equal to Rp.30.000,- ?

This life equal to Rp.30.000,- ?

Nyawa beberapa lanjut usia yang masih bisa membantu keluarganya dengan kasih sayang mereka ke anak cucu.
Nyawa beberapa wanita muda yang seharusnya masih punya banyak harapan di masa depannya…
Tetapi semuanya habis musnah terinjak-injak dan musnah.
Nafas yang tadinya dapat diperoleh dengan gratis, dalam waktu sekejab terenggut dan kemudian dibayar dengan harga yang sangat mahal.

Itulah harga kemiskinan di Indonesia.
Kadang ironisnya, nyawa seharga 30ribu rupiah terdengar begitu murahnya. Tapi itu kenyataan yang terjadi saat ini. Waktu kita sedang menghabiskan 1 gelas Caramel Macchiato di satu Starbucks corner, saat itu kita sedang ‘menikmati’ 1 nyawa yang melayang karena kehabisan oksigen waktu mengharapkan zakat dari seseorang yang berniat baik.
Gossshhh… what a tragedy…! terutama di masa puasa, di mana mereka sedang menjalani hari-hari untuk menyucikan diri mereka.

My heart is crying for them. May their spirit rest in peace.
More news: http://images.kompas.com/detail_photostory.php?id=121

Thursday, September 4, 2008

Nyeri: Si ‘Tajam’ yang Melumpuhkan

Rasa nyeri bukan sesuatu yang asing lagi di kalangan awam. Rasa nyeri bisa timbul secara ringan, sedang, maupun berat dengan keluhan yang subjektif.

Rasa nyeri dapat bersifat akut, misalnya nyeri yang berasal dari trauma. Keadaan ini biasanya berasal dari kondisi yang lebih mudah ditelusuri dan dapat lebih mudah diatasi. Berbeda halnya dengan nyeri yang bersifat kronis. Jenis ini berasal dari keadaan yang lebih sulit diteluri penyebabnya, sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengatasinya. Beberapa contoh ini misalnya nyeri dari kanker, neuropati (nyeri akibat gangguan di saraf perifer), dan rasa nyeri yang menjalar. Hal penting yang perlu kita ketahui adalah bahwa nyeri dapat makin lama makin meningkat kualitasnya bila kita diamkan saja. (1)

Tidak sulit mendiagnosa sebuah rasa nyeri karena bisa diketahui dari keluhan pasien (subyektif). Yang perlu diperhatikan dan menjadi sulit adalah menentukan jenis, derajat, dan penyebab dari nyeri tersebut karena ini akan menentukan jenis terapi yang akan dilakukan. Rasa nyeri sangat subyektif dan diutarakan pasien dengan bahasa yang berbeda-beda. Misalnya rasa nyeri kadang dibahasakan dengan kata: tajam, ngilu, perih, dirobek-robek, tertimpa sesuatu, ditusuk-tusuk dan sebagainya. Hal ini yang harus dapat ditelusuri sehingga pengelolaan nyeri dapat dilakukan seefektif dan secepat mungkin.
Beberapa cara dibuat untuk membuat penilaian subyektif ini menjadi objektif mis: dengan membuat Skala Numerik Nyeri, Visual Analog Scale, bahkan Scala Wajah. Ini menjadi salah satu penilaian penegakkan diagnosa selain pemeriksaan fisik dan penunjang lainnya yang dapat dilakukan.

Ada berbagai cara pengobatan yang dilakukan untuk mengatasi nyeri ini, dan diantaranya adalah:
1. Medikamentosa (2)
Obat-obatan telah lama dikenal sebagai salah satu pereda nyeri. Tersedia berbagai kelas tahapan penggunaan obat-obatan. Dari jenis Paracetamol untuk mengatasi nyeri yang ringan, sampai jenis Opioid (Morfin) yang digunakan untuk mengatasi nyeri yang sangat berat . Misalnya akibat kanker. Selain obat-obatan, medikamentosa ini juga dapat dilakukan dengan cara injeksi di lokasi yang sakit atau dengan memblok saraf yang nyeri dengan menggunakan obat-obat anastesi.
2. Pembedahan
Untuk kasus-kasus tertentu di mana nyeri disebabkan karena adanya gangguan organik, pembedahan menjadi alternative solusi tatalaksana nyeri. Mis: dalam kasus Hernia Nucleus Pulposus yang menimbulkan nyeri pinggang yang sangat mengganggu, pembedahan dapat membantu masalah ini.
Terapi blok transmisi dengan cara merusak system saraf juga dapat dilakukan melalui teknik operasi, tetapi teknik ini menyebabkan kerusakan yang irreversible.
3. Fisioterapi
Fisioterapi sangat diperlukan terutama untuk meningkatkan kualitas fungsi dari organ/lokasi nyeri. Teknik fisioterapi dapat digunakan dengan berbagai cara, misalnya dengan beban, terapi suhu, air, mekanis, dsbnya, yang disesuaikan dengan keadaan dari setiap kasus.
4. Terapi Komplimenter
Terapi komplimenter ditemukan sangat membantu kasus-kasus nyeri. Salah satu terapi komplimenter yang saat ini sangat efektif meredakan rasa nyeri adalah penangangan dengan menggunakan terapi biofisika menggunakan alat yang dinamakan BICOM 2000. Terapi ini bertujuan untuk menghilangkan blockade saraf yang ada, sehingga tubuh dirangsang untuk meningkatkan kemampuan memulihkan fungsinya.(4). Beberapa pasien bahkan mengalami pemulihan yang sangat cepat lewat terapi ini.

Rasa nyeri banyak disepelekan. Tapi rasa tajam yang disepelekan ini dapat ‘melumpuhkan’ aktivitas kita sehari-hari, sehingga jangan sepelekan si tajam dan lakukan penanganannya sedini mungkin.
(Dr. Lia B.Ariefano – Bio E Care)

Source:
1. Medline Plus : Pain http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/pain.html#cat1
2. American Society of Anasthesiologist: http://www.asahq.org/patientEducation/managepain.htm
3. Penanganan Nyeri dengan Biofisika: http://withcaregroups.wordpress.com atau http://regumed.de

Quotes by Women who inspire my life.

"My philosophy is that not only are you responsible for your life, but doing the best at this moment puts you in the best place for the next moment." (by Oprah Winfrey)

"Hidup benar di hadapan Tuhan. Percayalah... apa yang kau buat pasti berhasil!"
(by my mom)


"Spread love everywhere you go: first of all in your own house. Give love to your children, to your wife or husband, to a next door neighbor. Let no one ever come to you without leaving better and happier. Be the living expression of God's kindness; kindness in your face, kindness in your eyes, kindness in your smile, kindness in your warm greeting."
(by Mother Teresa)